Sistem Manajemen Air Budidaya
Budidaya perairan sepenuhnya dilakukan di dalam air,baik dengan menampung air pada suatu wadah,seperti kolam,tambak,akuarium,dan bak maupun menempatkan wadah didalam badan air (waduk ,danau,s ungai,laut dan saluran irigasi).misalnya,penempatan kerangka dan sangkar di sungai dan di saluran di saluran irigasi KJA di waduk,danau,atau di laut.pemanfaatan air pada cara pertama adalah dimana air berada pada kendali atau control sepenuhnya oleh si pembudidaya,terutama menyangkut kualitas air untuk memenuhi kebutuhan biota atau organisme budidaya(Ghufran dan Kordi 2008).
Menurut Tarumingkeng dan Zahrial (2001),beberapa kegiatan untuk mengelola budidaya dengan metode ramah lingkungan dapat dilakukan melalui:
1. Sistem resirkulasi tertutup yang bertujuan agar metabolit dan bahan toksik tidak mencemari lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem filter sebagai berikut:
a. Sistem filter biologi dapat dilakukan dengan menggunakan bakteri nitrifikasi, alga, atau tanaman air untuk memanfaatkan amonia atau senyawa organik lainnya.
b. Sistem penyaringan non-biologi, dapat dilakukan dengan cara fisika dan kimia terhadap polutan yang sama.
2. Pemanfaatan mangrove untuk menurunkan kadar limbah budidaya udang, merupakan suatu cara bioremediasi dalam budidaya udang sistem tertutup .
3. Penggunaan bakteri biokontrol atau probiotik untuk mengurangi penggunaan antibiotik sehingga pencemaran di perairan dapat dikurangi .
4. Dengan cara transgenik, yaitu menggunakan gene cecropin yang diisolasi dari ulat sutera Bombyx mori. Udang transgenik yang mengandung rekombinan cecropin akan mempunyai aktivitas litik tinggi terhadap bakteri patogen pada udang .