Kamis, 14 Oktober 2010

pencernaan ikan

1.1 Definisi Pencernaan Pada Ikan
Makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan kebanyakan masih banyak dalam bentuk molekul yang berukuran besar, sehingga tidak dapat diserap oleh dinding usus (Dharmawan, 2009).
Menurut Lagler dkk (1962), Fungsi dari sistem pencernaan tertentu.adalah untuk melarutkan makanan dengan membuat larut sehingga mereka dapat diserap dan dimanfaatkan dalam proses metabolisme ikan. Sistem ini juga dapat berfungsi untuk menghilangkan beracun dan berbahaya propertis zat makanan

1.2 Pengertian kemampuan daya cerna ikan pada makanan
Menurut maynard (1970) dalam Haetami (2002) ,kapasitas kapasitas lambung dan laju pakan dalam saluran cerna merupakan variable dari daya cerna. Ikan yang berbuat lebih kecil akan memasukkan sejumlah pakan 1 % bobot tubuh dari dalam lambung lebih cepat dibanding ikan yang berbobot lebih besar. Sehingga jumlah konsumsi pakan relatif (bobot tubuh/hari semakin kecil).
Menurut Tilman A,D dkk (1991) dalam Harjono (2004),secara definisi daya cerna (digestibility adalah bagian zat makanan yang tidak disekresikan dalam feses.biasanya hal ini dinyatakan dengan presentase disebut koefisien cerna.





1.3 Pengertian Gastric Evacuation Time (GET)
Menurut Sevendson dan anthony (1984). Pengosongan makanan dari lambung setela makan di mulai segera setelah cukup cairan melewati Pilarus. Sekali dimulai pengosongan tergantung pada bahan diodrum. Baik volume dorkem posisi kimia isi deroderm penting dalam menghambat pengosongan lambung.
Menurut Windell (1978) dalam haetami, dkk (2007). Laju pengosongan lambung dapat di deskripsikan sebagai laju dari sejumlah pakan yang bergerak melewati saluran pencernaan persatuan waktu tertentu yang dinyatakan sebagai g/jam atau mg/menit.

1.4 Organ Pencernaan dan Fungsinya
Menurut Rahardjo (1989), saluran pencernaan makanan secara berturut dari awal makanan masuk ke mulut dapat di kemungkinkan sebagai berikut: mulut, rongga mulut, faring, osopagus, lambung, pilarus, lisus dan anus. Mulut type Supperior mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang ada diatasnya. Faring terletak antara rongga mulut bagian belakang dan insang. Sebagai contoh pada ikan Labridae gigi faring ini berbentuk molar yang berfungsi mencabik makanan. Esopagus merupakan salular yang pendek dengan penampung bulat. Esopagus ikan sangat elastis sehingga mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Hal ini tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relatif besar ukurannya. Fungsi utama lambung adalah sebagai penerimaan, diantara lambung dan anus terdapat Pilarik, bagian ini merupakan penjepit ion yang melingkar. Pilarik berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan dari lambung ke usus.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya getah empedu dari hasil getah empedu itu sebagian dibuat dari sel-sel darah merah tersebut adalah untuk memperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi, sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh anus (Mudjiman, 1984)

1.5 Proses Pencernaan (Karbohidrat, Protein dan Lemak)
Setelah makanan di caplok, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selain sebagai plicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltose, yang kemudia dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecah karbohidrat bekerja aktif setelah makanan sampai di cembung. Selain penyangga derajat keasaman yang berguna untuk mencegah terjadinya penurunan PH agar proses pencernaannya dapat berjalan normal (Mudjiman, 2001)
Apabila makanan telah masuk kedalam saluran pencernaan maka dinding saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan Hormon Gastrin. Hormon ini akan memacu pengetaran asam klorida dan Pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan yang aktif yaitu sebagai pemecah protein menjadi Popton (Polipeptida) apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon enterogastran (Mudjiman, 2001)
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon Kasistokinin. Hormon ini akan memacu keluarnya getah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang lebih rusak didalam hati. Pengeluaran getaj empedu tersebut melalui pembulu hepatikus yang kemudian di tampung di dalam kantung empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah untuk memperluas butiran-butiran lemak menjadi emosi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus (Mudjiman, 2001)
Di dalam tubuh, protein dicerna atau dihidrolisis untuk membebaskan asam amino agar dapat diserap dan di distribusikan oleh darah ke seluruh organ dan jaringan tubuh. Asam amino merupakan proses dari penembakan protein proses perubahan protein menjadi asam amino berlangsung di dalam saluran pencernaan. Terutama usus halus apabila protein di hidrolisis oleh laruta asam atau alkalin akan dihasilkan 20 jenis asam amino yang berbeda (Affrianto dan Evi, 2005)
Daya cerna lemak dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan lemak. Ikan umumnya lebih mudah mencerna lemak tidak jenuh sehingga lemak jenuh dikatakan mempunyai daya cerna yang rendah bagi ikan, baik oleh Cat Fish di bandingkan dengan minyak jagung yang tidak jenuh yang memiliki kandungan asam lemak Litolerat tinggi (Affrianto dan Evi, 2005)
Proses pencernaan karbohidrat dimulai dari mulut dan diakhiri di usus halus. Hasil akhir pencernaan karbohidrat dan di edarkan melalui sistem saluran darah keseluruh organ tubuh. Selanjutnya, glukosa di simpan dalam bentuk timbunan glukusa atau glikogen. Apabila herdan dimanfaatkan glukosa akan di metabolisme melalui mekanisme embden-meter menadi glukosa-G Fosfat (Affrianto dan Evi, 2005).

1.6 Poses Pencernaan (Fisika dan Kimia)
Makanan yang berasal dari tumbuhan atau hewan mengandung beberapa zat organik molekulnya berukuran besar misalnya karbohidrat, lemak dan protein. Makanan yang masuk dalam saluran perlu diuraikan molekul yang lebih kecil dengan enzim yang disekresikan dengan enzim kelenjar-kelenjar pencernaan karbohidrat misalnya amilase, sukrosa dan moltase. Lemak di uraikan oleh enzim-enzim Lipase. Protein di cerna oleh enzim-enzim yang tergolong peptidase, popsin dan trisan. Protein diuraikan menjadi asam amino (Darmawan. dkk, 2005)
Menurut Yuwono (2001) berdasarkan perangkat yang digunakan pencernaan pada hewan terjadi secara mekanik dan kimiawi :
1. Pencernaan mekanik menggunakan faring. Misalnya pada ikan untuk menggigit. Beberapa hewan air juga menggunakan gigi untuk menggigit dan mengoyak pakan misalnya pada ikan lele. Struktur kelompok pada hewan air juga digunakan untuk pencernaan mekanik. Telcotel memiliki lambung yang digunakan untuk pencernaan mekanik
2. Pencernaan kimiawi melibatkan enzim sebagai fasilitator untuk mempercepat prosesnya. Dalam kondisi normal reaksi berjalan lambat tetapi dengan hidrolis dan kerja enzim reaksi kimia berjalan lebih cepat.

1.7 Struktur dan Fungsi Saluran Pencernaan
Menurut Rahardjo (1989),saluran pencernaan makanan secara berturut-turut dari awal makanan masuk ke mulut dapat di kemungkinkan sebagai berikut: mulut, rongga mulut, faring. Esophagus, lambung, plorus, usus dan anus. Mulut type Supperior mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang ada diatasnya. Faring terletak antara rongga mulut bagian belakang dan insang. Sebagai contoh pada ikan Labridae gigi faring ini berbentuk molar yang berfungsi mencabik makanan. Esopagus merupakan salular yang pendek dengan penampung bulat. Esopagus ikan sangat elastis sehingga mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Hal ini tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relatif besar ukurannya. Fungsi utama lambung adalah sebagai penerimaan dan mengapung makanan serta sebagai tempat pencernaan makanan, diantara lambung dan anus terdapat pilarik. Bagian ini merupakan penjepit ion yang melingkar. Pilarik berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan dari lambung ke usus.
Menurut Saputra (2008). Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan, kelenjar-kelenjar yang berhubungan fungsi irgesti dan digesti makanan, absorbsi sari makanan, eliminasi sisa makanan.
1.8 Manfaat Kandungan Pakan Ikan
1.8.1 Alami
Menurut Lesmana dan Iwan (2004), komposisi gizi pakan alami cukup bagus banyak mengandung vitamin maupun mineral sehingga sangat cocok diberikan pada ikan kecil atau larva. Selain itu pakan alami sangat mudah dicerna sehingga cocok untuk larva yang sistem pencernaannya belum sempurna. Contoh pada cacing rambut, kandungan airnya sebanyak 87%, protein 57%, lemak 13,30%, karbohidrat 30,4% derta abu 3,60%.
Peranan pakan alami di kolam sebagai sumber protein bagi ikan sangat tergantung dari produktivitas kolam, kebiasaan makan ikan dan kepadatan ikan di kolam. Peranan pakan alami akan menurun apabila tingkat teknologi budidaya lebih intensif. Mengingat harganya relatif mahal. Penyediaan protein dalam pakan buatan perlu dilakukan dengan pertimbangan ekonomis (Affrianto dan Evi, 2005)

1.8.2 Buatan
Pakan dengan kandungan asam amino yang tidak seimbang dapat menurunkan kemampuan ikan untuk tumbuh karena terjadi amino acidan roganis atau reksisiris, apabila asam amino dikondisikan secara berlebihan, akan menyebabkan peningkatan kebutuhan asam amino lain yang memiliki struktur serupa. Pakan yang mengandung asam amino tertentu secara angsung dan efek negatif tersebut tidak ditambahi dengan asam amino lain (Affrianto dan Evi, 2005)
Untuk pembuatan yang dibuat di pabrik, nilai gizinya dapat di formulasikan sesuai kebutuhan ikan. Untuk ikan kecil pakan buatan digunakan dengan kandungan protein lebih tinggi di banding untuk ikan besar. Pemikiran untuk ukuran pakan buatan di sesuaikan dengan ukuran ikan. Keberadaan pakan buatan dipusaran hingga saat ini sangat beragam karena banyak pabrik yang memproduksinya (Lesmana dan Iwan, 2004)
1.8.3 Makanan Pada Ikan
Makanan di perlukan hewan untuk memenuhi kebutuhan
1. Energi
2. Untuk membangun sel, jaringan dan organ tubuh
3. Bahan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
Makanan yang diperlukan di peroleh dengan cara memakan makanan atau hewan lain. Ada hewan yang memakan tumbuhan saja (herbivora) memakan hewan lain (karnivora), memakan tumbuhan dan hewan lain (omnivora). Ada yang memakan tumbuhan atau hewan yang masih hidup (predator, parasit, parasitord) dan ada yang memakan bagian tubuh tumbuhan atau hewan yang sudah mati (Dharmawan, dkk, 2005)
Menurut Yuwono dan Purnomo (2001). Berdasarkan kandungannya, pakan hewan lain meliputi protein, lemak, karbohidrat, selulosa, vilanin dan mineral. Senyawa-senyawa organik diperoleh melalui pakan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan (Anabolisme) dan sebagai sumber energi (Katabolisme). Mineral diperoleh oleh hewan air dari tempat hidupnya. Pada umumnya hewan yang hidup diperairan tawar memiliki kemampuan absobsi ion anorganik yang lebih tinggi daripada hewan air yang hidup di laut.

1.9 Jenis Makanan Pada Ikan
Menurut Yuwono dan Purnomo (2001), berdasarkan tipenya, pakan hewan air dapat dikelompokkan sebagai berikut:
• Pakan partikel kecil : bakteri, algae – metodenya antara lain menggunakan cilia, menyaring amoeba, radio laria, ciciata, bivalvia, gastropoda, crustecca.
• Pakan partikel besar diperoleh dengan menangkap dan menelan mangsa_ikan karnivora, herbivora dan omnivora
• Pakan partikel organik diperoleh melalui uptake dari perairan sekitarnya, misalnya pada avertebrata kecuali artropada
• Pakan nutrien dari organisme simbiotik, dimana hewan memperoleh pakannya melalui simbiosa, misalnya pada zooxanthese dan polifera
Menurut Kordi (2004). Jenis makanan ada 2 yaitu:
1. Pakan alami adalah yang diberikan kepada ikan budidaya yang diperoleh langsung dari alam atau produksi melalui kultur. Contoh pakan alami berupa hewan adalah artemia, kutu air, rotifora, cacing, jentik nyamuk, semut, kecoa, ikan-ikan rucah, udang dansebagainya. Sedangkan pakan alami tumbuhan antara lain klorella, tetra solmis, lumut, dun ubi, daun talas dan sebagainya.
2. Pakan buatan adalah pakan yang diberikan kepada ikan budidaya yang telah diolah menjadi satu ramuan komplit, seperti pelet. Pakan buatan dapat diproduksi sendiri atau dapat diperoleh di toko-toko pakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar